TUGAS ASPEK HUKUM
DALAM EKONOMI
“ ANALISA KASUS
SKANDAL ENROON “
DI SUSUN OLEH :
NAMA : NISFIATUL LAILIYA
NIM :
11.323
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI
“ CANDA BHIRAWA “ KEDIRI
JL.SOEKARNO HATTA NO.01
PELEM - PARE
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dalam pertolonganNya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Analisa
Kasus Skandal Enroon ’’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang
saya alami dalam proses pengerjaanya,tapi saya berhasil menyelesaikanya dengan
baik.
Tak lupa saya
mengucapkan kepada Pembimbing saya yaitu Bpk.Suyanto S.E. selaku dosen Aspek
hukum dalam ekonomi.Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada
masyarakat dari hasil makalah ini.Karena itu saya berharap semoga makalah ini
dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.Pada bagian akhir saya
akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli
di bidangnya.Karena itu saya harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita
bersama.Semoga makalah yang saya buat
ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Kediri,11 Desember 2012
Penulis
DAFTAR I S I
Halaman
HALAMAN SAMPUL………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………. … Ii
DAFTAR
ISI………………………………… iii
BAB I.
PENDAHULUAN………………… … 1
1.1.LATAR BELAKANG……………. 1
1.2.RUMUSAN MASALAH………… 2
1.3.TUJUAN PENELITIAN…………. 2
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN…….. 3
BAB II.ANALISA KASUS…………………… 4
2.1.MASALAH SISTEMIK…………… 4
2.2 MASALAH DI TINGKAT KORPORASI.. 5
3.3 MASALAH DI TINGKAT INDIVIDU……. 6
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN……………… 9
3.1.KESIMPULAN……………………………. 9
3.2 SARAN…………………………………….. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Amerika Serikat yang selama ini di anggap
sebagai kiblat dan campion ilmu pengetahuan termasuk displin ilmu akuntansi
harus menelan kepahitan.Skandal bisnis yang
terjadi seakan memupus dan mereduksi trust pelaku bisnis.Enroon hancur
berkeping terdapat beberapa skandal bisnis menimpa perusahaan-perusahaan
besar di Amerika Serikat yaitu antara lain : (a). TYCO diketahui
melakukan manipulasi data keuangan (tidak mencantumkan penurunan
asset)disamping melakukan penyelundupan pajak. (b). Xerox Corp.Diketahui
manipulasi laporan keuangan dengan menerapkan standar akunting secara keliru
sehingga pembukuan perusahaan mencatat laba US $ 1.4 milyar selama 5
tahun.Bisnis Enroon bergerak dalam bidang industri energi,kemudian melakukan
diversivikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada
kaitanya dengan industri energi.Diversifikasi usaha tersebut,antara lain
meliputi future transaction,trading commodity non energy dan kegiatan bisnis
keuangan.Kasus Enroon mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus
menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan
global bursa efek dibelahan dunia,mulai dari Amerika,Eropa,sampai ke
Asia.Enroon suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus
perusahaan terkemuka di Amerika Serikat
dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan
meninggalkan hutang hamper sebesar US $ 31.2 Milyar.Dalam Kasus Enroon telah
diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan
keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan
mengalami kerugian.Manipulasi keuntungan
disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor.
Tanggal 22 Februari 2002, Sherron Watkins menghadap
anggota kongres dan di hadapan umum mengutarakan apapun yang ia tahu tentang
praktek akuntansi perusahaan. Disebut sebagai “peniup peluit yang berani” oleh surat kabar, dia mencatat
bahwa Andrew Fastow telah mencoba memecatnya dan merampas komputernya ketika ia
tahu bahwa dia mencoba memperingatkan atasannya tentang masalah yang akan
terjadi.
Sementara
itu, karyawan Arthur Andersen, dalam usahanya menutupi peran mereka dalam
membentuk entitas khusus dan kemudian menyatakan opini atas laporan keuangan perusahaan,
ditangkap sedang menghancurkan dokumen-dokumen tentang keterlibatan Andersen
dengan Enron. Bulan Juni 2001, kantor akuntan tersebut dinyatakan bersalah
telah menghalangi proses pengadilan karena menghancurkan dokumen dan dipaksa
untuk menghentikan operasinya sebagai kantor akuntan, secara efektif
menghancurkan karir ribuan karyawannya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja masalah
sistemik, korporasi, dan individu yang timbul dalam kasus ini?
2. Siapa, menurut penilaian anda, secara moral
bertanggung jawab atas kejatuhan Enron?
1.3
Tujuan Penelitian
Agar suatu kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien, maka terlebih dahulu harus ditentukan tujuan yang hendak dicapai.
Dengan penentuan tujuan terlebih dahulu, maka pekerjaan yang akan dilaksanakan
akan lebih terarah. Begitu pula dalam penelitian ini kiranya penting sekali
penentuan tujuan sebelum melakukan kegiatan.
Adapun tujuan yang
hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini, sesuai dengan rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
apa saja yang melatar belakangi masalah sistematik,korporasi dan individu
yang telah timbul dalam kasus tersebut.
2.
Untuk mengetahui
penelian secara moral yang bertanggung jawab
atas jatuhnya perusahaan Enroon.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.
Bagi Dosen
Sebagai suatu sarana untuk meningkatkan pembinaan terhadap
mahasiswanya melalui pembelajaran penelitian kasus tentang gejala-gejala yang
ada dalam masyarakat.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai suatu
media dalam menggali ilmu yang berasal dari gejala-gejala yang ada dalam
masyarakat melalui suatu proses penelitian kasus.
BAB II
ANALISA KASUS
Dalam
kasus tersebut berikut yang saya dapat analisa :
Kasus
Enron Corporation di Amerika, yang baru-baru ini dinyatakan bangkrut oleh
pengadilan Amerika, memunculkan sorotan baru bagi profesi akuntan. Kasus ini
telah memakan korban dari salah satu kantor akuntan internasional terbesar,
Arthur Andersen, telah dipecat bahkan salah seorang pemimpin tertinggi
perusahaan Enron telah bunuh diri akibat debacle tersebut. Saat ini pers
khususnya majalah bisnis sedang menyoroti profesi akuntan secara tajam. Bahkan
di Amerika sebagian besar kantor akuntan telah melakukan koreksi diri dengan
cara tidak mau lagi menggabungkan jasa konsultan dengan jasa
isu-isu yang timbul dalam kasus ini:
2.1 Masalah
sistemik
Pertama
dalam kasus ini adalah ketika pemerintah AS mencabut peraturan-peraturan yang
menjaga harga gas alam tetap stabil. Ketika harga komoditas stabil, risiko
usaha dapat ditekan dan membuat perusahaan tidak ingin berspekulasi. Namun,
kenyataannya lain, pemerintah justru mencabut aturan itu dan membiarkan harga
gas dan komoditas lain mulai berfluktuasi secara lebar, membuat pasar gas alam
menjadi sangat berisiko baik bagi pembeli maupun penjual. Produsen gas skala
kecil, terutama, mengalami kesulitan mendapatkan dana untuk eksplorasi dan
pengeboran karena pasar yang berisiko membuat penyandang dana lari.
Masalah
sistemik lain adalah aturan akuntansi membolehkan suatu perusahaan mengeluarkan
pencatatan entitas tujuan khusus dari laporan keuangannya bila ada pihak
independen yang memiliki kendali atas entitas tujuan khusus tersebut, dan bila
pihak independen ini memiliki paling tidak 3 persen dari seluruh saham entitas
tujuan khusus. Hal ini seharusnya tetap dicatat dan dilaporkan dalam laporan
keuangan konsolidasi perusahaan induk supaya para pemangku kepentingan
mengetahui secara benar kondisi keuangan yang dialami perusahaan. Dalam kasus
Enron hal ini tidak berlaku.
2.2 Masalah di
tingkat korporasi
Masalah
yang pertama adalah hutang Enron yang sudah cukup tinggi, sampai 75% dari nilai
pasar sahamnya, sebelum ada kasus yang bisa disebut kecurangan akuntansi
terbesar dalam sejarah. Seperti di dalam artikel telah diterangkan bahwa
semakin tinggi tingkat hutang maka semakin besar kemungkinan perusahaan itu
bangkrut, juga semakin rendah peringkat investasinya.
Masalah
kedua ialah pada saat karyawan Enron ditekan untuk membuat ramalan arus kas
masa datang yang sangat tinggi (cenderung fiktif) dan tingkat diskonto yang
rendah pada kontrak mereka, sehingga membuat Enron melaporkan nilai aset
(kontrak) dan laba yang tinggi pada investor. Padahal kenyataannya Enron
menilai terlampau tinggi nilai ramalan arus kas masa depannya, hal ini
bertujuan untuk mengelabui investor supaya selalu menanamkan modalnya di saham
Enron. Dengan begitu, harga saham Enron akan naik dan nilai pasarnya meningkat
sehingga dapat menutupi nilai hutangnya.
Masalah
ketiga, Enron harus meminjam sejumlah uang yang sangat besar untuk membeli
infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengangkut, menyimpan, dan mengirimkan
komoditas yang diperdagangkan. Namun Enron tidak bisa begitu saja mencari
pinjaman tambahan lagi dari pihak bank karena akan menjadi tambahan hutang yang
besar di laporan keuangannya dan itu tidak baik bagi Enron karena akan
menurunkan peringkat investasinya. Oleh karena itu Enron membentuk anak
perusahaan dengan tujuan khusus, yaitu digunakan untuk mencari pinjaman dari
bank seolah-olah bukan Enron yang meminjam tetapi anak perusahaannya. Jadi
laporan keuangan Enron tetap “bersih”.
Masalah
lainnya adalah keterlibatan Arthur Andersen dalam merekayasa laporan keuangan
Enron. Andersen yang seharusnya hanya bertindak sebagai auditor dari Enron,
telah melacurkan diri untuk terlibat dalam operasional akuntansi sehari-hari
seperti layaknya akuntan luar, hal ini telah melanggar independensi dan
obyektivitas yang harus dimiliki oleh auditor yang melakukan pemeriksaan pada
suatu perusahaan.
2.3 Masalah di
tingkat individu
Ken
Lay adalah pendiri Enron namun kemudian ia membangunnya dengan banyak hutang.
Lalu pada saat Enron sudah berada di jurang kehancuran, ia masih saja
menyatakan tidak ada yang salah dalam perusahaannya, tetapi secara diam-diam
mulai menjual saham yang ia miliki ke pasar. Sungguh perbuatan yang licik dan curang,
dimana menggunakan pengetahuannya untuk menangguk keuntungan atau menghindar
dari kejatuhan secara sendiri saja tanpa mempedulikan pihak lain.
Individu
kedua adalah Jeffrey Skilling, perannya adalah membuat Enron menjadi perusahaan
perdagangan yang sangat ekspansif namun mengesampingkan rambu-rambu aturan yang
berlaku baik itu aturan dari SEC maupun juga prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Ia bersama Fastow juga merayu pihak SEC untuk menerima metode akuntansi
yang menguntungkan Enron. Praktek-praktek pendekatan kepada pejabat seperti ini
sangat diharamkan dalam bisnis modern karena hanya menguntungkan segelintir
pihak namun merugikan sebagian besar pelaku pasar.
Selanjutnya
adalah Andrew Fastow, inilah pelaku utama kecurangan ini yaitu dengan penuh
manipulasi membentuk entitas khusus yang hanya dipakai untuk menampung hutang
Enron sedemikian rupa sehingga laporan keuangan Enron bersih dari hutang dan
mencatatkan laba yang tinggi. Bersama orang Enron lainnya, ia memperkaya
dirinya sendiri dari gaji yang tinggi dan pendapatan dari saham di entitas
khusus sampai jutaan dolar AS. Ia pun juga berusaha memecat Sherron Watkins, si
peniup peluit kasus ini, dan juga berusaha merampas komputernya untuk
menghilangkan bukti-bukti.
Beberapa
orang dari Arthur Andersen juga terlibat dalam kecurangan terbesar ini karena
juga ikut memanipulasi pembentukan entitas khusus dan memberikan opini yang
menyatakan laporan keuangan Enron telah dilaporkan dengan akurat dan wajar.
Mereka juga berusaha lari dari tanggung jawab dengan berusaha menghancurkan
dokumen-dokumen yang merupakan bukti keterlibatannya. Untunglah mereka segera
ditangkap juga.
Menurut penilaian
kami, secara moral yang bertanggung jawab atas kejatuhan Enron adalah:
- Pemerintah AS, dalam hal ini SEC, yang sangat tidak menjaga
kepentingan investor untuk mendapatkan iklim investasi yang sehat dan
aman. Malah pejabat SEC terlibat dalam mempermudah Enron untuk
mempraktekan kecurangannya dengan membiarkan Enron “menggoreng” laporan
keuangannya.
- Para pemimpin Enron, baik Kenneth Lay, Jeffrey
Skilling, apalagi Andrew Fastow, dan juga beberapa karyawan Enron lainnya
yang secara sadar dan sengaja terlibat dalam manipulasi nilai aset dan
laba perusahaan yang membuat investor tertarik menanamkan modalnya padahal
mereka baru saja membakar banyak uangnya.
- Arthur Andersen, sebagai auditor seharusnya
mereka memeriksa dengan obyektivitas dan independensi yang tinggi, namun
karena terbujuk oleh uang mereka malah terlibat dalam manipulasi laporan
keuangan Enron yang pada akhirnya merugikan banyak pihak sampai milyaran
dolar AS. Sungguh luar biasa kecurangan ini sampai-sampai disebut sebagai
kecurangan akuntansi terbesar dalam abad ke 20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron
dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi
pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja
pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi
akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP
Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen
tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah,
kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang
milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan
keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga
berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi
sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Kesimpulan yang bisa
diambil dar ketiga sumber yang saya kutip kurang lebih sama seperti yang saya
simpulkan.:
• Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik
bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information,
coercion, bribery) dan keluar dari prinsif good corporate governance.Akhirnya
Enron harus menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang
milyaran dolar.
• KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi,
dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar
dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat .Akhirnya KAP Andersen di
tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.
2.2. SARAN
Dari berbagai macam kasus diatas harus menjadi sebuah
pelajaran sesunggunya suatu praktek atau perilaku yang dilandasi dengan
ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai ketidakbaikan pula termasuk kemadhararatan
bagi banyak pihak.Hal ini bukan hanya berlaku di Amerika Serikat tetapi bagi
semua orang/pihak yang ada di belahan dunia ini.Oleh karena itu perlu
diperhatikan dan perlu menjunjung tinggi nilai-nilai spriritual dalam melakukan
setiap kehidupan dan menyeimbangkan antara rasa(termasuk etika) dan rasio agar
setiap prilaku senantiasa berpijak untuk kemaslakatan semua pihak.Penegakaan
hokum oleh pihak-pihak yang berkompeten baik dalam bidang bisnis,dan etika
professional,serta bidang terkait lainya (perlindungan hokum bagi whistleblower),disamping
perbaikan peraturan sehingga tidak ada celah bagi siapapun melakukan tindakan
diluar koridor yang telah di
tetapkan.Etika harus mendapat tempat yang penting bagi seua pihak dalam semua
kehidupan termasuk dalam dunia bisnis.